Hallo,
Apa kabar pembaca semua?
Salam sejahtera untuk kita semua.
Pembaca yang budiman (cieeee
budiman niyee), hari ini saya memposting sebuah tulisan hasil imajinasi saya.
Tokoh utamanya adalah tokoh aku, walaupun tokoh utamanya aku bukan berarti kisah/ cerita Sepenggal Perasaan yang Salah
itu tentang aku ya.hehe.... saya hanya berimajinasi tentang apa yang sedang
melintas di pikiran saya, mumpung lagi mood buat ngetik, ya akhirnya langsung
aja saya ketik di sini. Pembaca yang budiman (cieee budiman lagi cieeee), saya
bukan seorang penulis, jadi saya tau banget kalo tulisan ini benar-benar jauh
dari yang namanya sebuah “tulisan”. Jadi mohon kritik dan sarannya ya.
Sebelumnya terimakasih sudah
mampir, selamat membaca :D
Sepenggal Perasaan yang Salah
Aku sudah
besar sekarang, aku sudah bisa menyukai seseorang. Ya, usiaku sudah tak lagi
usia anak-anak abg. Sekarang aku sudah bekerja, aku sudah bisa mencari uang
sendiri. Mendapatkan pekerjaan baru, di tempat baru dan bertemu orang-orang
baru. Aku menikmatinya, belajar bagaimana bersosialisasi dengan baik dengan
orang-orang yang aku temui. Ya, ternyata bermacam-macam tipe orang yang aku
temui, maklum saja dulu aku hanya anak rumahan yang setiap hari di rumah dan
tak tahu tentang dunia luar. Ada orang yang baik, ada juga orang yang tidak
baik, tinggal bagaimana cara kita menyikapi sifat-sifat orang-orang itu.
Usiaku tak
lagi usia anak-anak abg. Usiaku sudah cukup matang untuk mengaruhi bahtera
rumah tangga. Tapi sampai sekarang aku belum menemukan orang yang benar-benar
ada untuk ku. Di tempat ini aku bekerja, jauh dari orang tua dan adik-adikku.
Aku menikmatinya walaupun terkadang aku rindu pada orang-orang rumah.
Berawal dari
sebuah hari, di sebuah kegiatan pendidikan dan latihan ditemani udara yang
sejuk aku mengenal seseorang. Aku tahu, aku susah sekali untuk menyukai
seseorang, kriteriaku terlalu banyak sehingga mungkin aku sulit untuk menyukai
seseorang. Awalnya memang biasa saja, tetapi dia terlihat menarik, entah apa
yang ada pada dirinya sehingga aku tertarik dengannya. Tiga hari, kegiatan
diklat itu hanya tiga hari, tiga hari itupun kita bertemu dan saling menyapa.
Tiga hari itu
berlanjut menjadi berhari-hari lewat sebuah aplikasi BBM. Ya, kita saling
bertegur sapa di sana, dan lama-lama kita saling mengenal, bercanda, yang
akhirnya kita sepakat untuk bertemu kembali. Antara gunung Sindoro dan gunung
sumbing, sebelumnya aku belum pernah sama sekali menapaki kaki ke sana. Dia
yang mengajakku ke sana. Perasaan apa ini? Aku merasakan sebuah perasaan yang
aneh, sepertinya aku memang benar-benar menyukainya. Dia sempurna, yaa benar
sekali dia benar-benar sempurna di mataku. Kita berempat, menelusuri jalan
menuju Wonosobo, pergi ke sebuah tempat wisata. Hati ini mulai bertanya, adakah
dia masih sendiri? Ataukah sebenarnya sudah memiliki pasangan? Kalau mempunyai
pasangan, mengapa dia mengajakku ke sini?. Akhirnya aku menyimpulkan sepihak
kalau dia belum memiliki kekasih.
Bahagia,
begitulah jika orang sedang jatuh cinta. Sebuah perasaan yang tidak bisa digambarkan
oleh apapun. Aku merasakan perasaan yang begitu indah di dalam raga ini,
membayangkan dirinya saat di dekatku. Ternyata memang aku sedang jatuh cinta,
jatuh cinta pada orang baru yang aku kenal saat pendidikan dan latihan itu.
Sayangnya bahagiaku tidak dapat bertahan lama, tiba-tiba dia menghilang dari
hadapku. Dia tidak lagi bertegur sapa lewat BBM, dan sikapnya terlalu dingin.
Entahlah, aku juga tidak pernah mengerti apa yang ada di pikirnya. Aku selalu
bertanya-tanya pada diriku, adakah yang salah padaku?. Baru saja merasakan
jatuh cinta, langsung merasakan patah hati. Kalau kata anak-anak jaman sekarang
perasaan yang bisa aku gambarkan adalah aku benar-benar galau. Entah aku harus
cerita pada siapa. Aku pikir aku akan bertemu jodohku yang sekian lama aku
nantikan, yang aku nantikan untuk bersanding denganku dan setiap hari mengisi
hariku yang kosong.
Beberapa
bulanpun berlalu, perlahan aku mencoba untuk dapat bangkit dari rasa patah hati
itu. Sangatlah sulit menurutku, sebab aku di sini sendiri, aku tak punya
siapapun untuk aku ajak cerita. Apalagi setelah mendengar sekarang dia dekat
dengan temanku, bagaimana perasaan ini tidak berkecamuk? Aku mencoba untuk
biasa saja, berusaha sangat biasa mendengar itu. Apa yang sedang terjadi?
Permainan apa ini? Aku tidak dapat menerimanya, aku tak ingin mendengarnya.
Tuhan, apakah aku memiliki perasaan yang salah?.
Aku memiliki
kesibukan dengan murid-muridku, aku menikmati itu setiap hari. Ya, bersama
merekalah aku merasa hariku selalu terisi dengan gembira. Melihat anak-anak
yang lugu nan riang, mereka sangat perhatian sekali padaku, akupun selalu
memberi perhatianku pada mereka. Merekalah yang membantuku melupakannya. Aku
selalu berusaha melupakan dan melupakan, aku bukanlah tipe orang yang mudah
melupakan. Dengan berbagai kesibukan aku harus bisa melupakan dia.
Kesimpulan
awalku terhadapnya ternyata salah, aku menemukan sebuah kebenaran. Dia,
ternyata memiliki seorang kekasih. Kekasihnya sendirilah yang datang padaku. What? Aku seperti orang yang tiba-tiba
satu detik aliran darahnya berhenti, aku hampir tak percaya. Ya, aku harus
mengikhlaskan perasaan ini. Dan anehnya, saat aku tahu ternyata dia memiliki
kekasih perasaanku menjadi lega dan biasa saja. Tidak ada perasaan berkecamuk
seperti sebelumnya. Aku sudah mengerti dan memahami tentang ini.
Tiba-tiba dia
bertegur sapa lagi denganku. Mengikhlaskan, itulah yang aku katakan, tetapi
hati ini belum bisa mengikhlaskan sepenuhnya, aku masih menyimpan perasaan
padanya. Ohh Tuhan, kenapa sulit sekali untuk bisa melepaskan bayangnya di
hatiku. Kita sepakat untuk bertemu kembali, di sebuah tempat dia menjemputku
dan membawaku. Kita duduk berdua sembari bercanda, tiba-tiba dia mengambil
gitar dari kamarnya lalu menyelaraskan nada pada dawai senarnya sampai
terdengar merdu. Ia menyodorkan gitarnya padaku, dia tahu aku bisa memainkan
gitar, tapi di hadapnya aku tidak dapat memainkan gitar itu. Suasana canda
kembali mengisi ruangan yang berisi dua insan itu, dia ambil gitarnya kembali
lalu memainkan gitarnya sambil bernyanyi, kita bernyanyi bersama-sama. Ahh
benar-bernar terlihat romantis, apalagi suaranya saat menyanyi benar-benar
merdu menambah perasaan harap kembali muncul. Kalau kata anak jaman sekarang,
suaranya kalau lagi nyanyi bisa bikin melted
hati ini. Lagi-lagi perasaan yang aneh itu muncul, ya harapan itu kembali
muncul. Dan aku sadari, ini adalah perasaan yang salah.
~Tamtam Chan~
ConversionConversion EmoticonEmoticon